Jumat, 12 Maret 2021

KEBENARAN AL-QUR'AN

 

Oleh : Abunas Al. Plimbani

Kisah Profesor Matematika Jadi Mualaf Sebab Surat Az-Zariyat

 

Alquran adalah kitab yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena mendahului sains modern dengan fakta paling akurat sebagai temuan ilmiah terbaru. Gary Miller merupakan seorang profesor matematika. Dia dibesarkan di Kanada. Sekolah-sekolah keagamaan adalah tempatnya menimba ilmu. Selain mendapatkan pengetahuan, dia di sana juga mendapatkan keimanan.

Dia kemudian belajar teologi di Universitas Wheeling Jesuit, Amerika Serikat. Prestasi akademik banyak diraihnya di sana. Anugerah kecerdasan telah memudahkannya memahami berbagai ilmu pengetahuan. Berkat kecerdasan dan bakatnya, dia menjadi pendukung penyebaran agamanya yang aktif dalam berbagai kesempatan.

Dia menyebarkan keyakinannya kepada khalayak ramai. Dengan penuh semangat, lelaki itu berdiri di podium dan menjelaskan ajaran keimanan yang ketika itu diyakininya benar. Ceramahnya juga ditayangkan di televisi. Kemudian, ia mendapat gelar doktor dalam bidang matematika dari Universitas Toronto.

Pemikiran ilmiah Miller kerap berbenturan dengan ajaran agama yang dianut. Hal ini membuatnya tidak nyaman sehingga dia lebih memutuskan untuk berpindah ke agama lain. Dia juga berpidah-pindah rumah ibadahnya selama sembilan tahun karena tidak mendapatkan jawaban dari pemuka agama soal ketuhanan.

Pertanyaan dan penjelasan Miller kerap membuat pusing pemuka agama. Mereka yang seharusnya mampu memberikan jawaban untuk menambah keimanan masyarakat, malah terdiam. Pemuka agama itu tak dapat memberikan jawaban yang memuaskan kepada Miller.

Ketidakpuasan yang muncul karena jawaban itu tidak didiamkan. Miller mencoba mencari cara lain untuk mendapatkan jawaban yang dapat menghilangkan rasa penasarannya. Kali ini dia tidak lagi menghujani pemuka agama dengan berbagai pertanyaan mengenai ketuhanan. Dia mem baca buku-buku tentang Islam karangan orientalis.

Ketika membaca buku itu, Miller tidak melepaskan sikap kritis. Dia tetap mempertanyakan kesimpulan-kesimpulan orientalis yang kerap memojokkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad. Bagaimana mungkin seorang nabi yang ajarannya kini mendunia disebut tidak waras. Apakah mungkin sosok utusan Sang Pencipta yang membawa dan menyebarkan risalah Ilahiyah hidup dengan abnormal. Kesimpulan-kesimpulan semacam itu sama sekali tidak masuk akal. Dia mengabaikannya.

Miller menginginkan kebenaran. Jika Muhammad adalah orang yang baik dan cerdas, mengapa dia harus berbohong untuk mengklaim kenabiannya. Atau, jika Rasul gila sehingga tidak sadar dengan tindakannya, bagaimana mungkin dia memahami wahyu Ilahi.

Jawaban tentang semua kegelisahan Miller ternyata ada dalam Alquran surah az-Zariyat ayat 52-53. Bunyinya adalah, “Tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, ‘Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.”

Sindiran Allah dalam firman itu menyadarkannya bahwa tudingan orientalis bukan hal baru. Mereka hanya mengulang apa yang dilakukan masyarakat dahulu yang menolak risalah Islam. Alquran jelas menerangkan Rasulullah tidak berdusta.

Kemudian, pandangannya kembali terbuka ketika membaca kisah anak Rasul Ibrahim yang meninggal dunia. Ibrahim meninggal bersamaan dengan gerhana matahari yang terjadi. Seorang sahabat Nabi pernah berkata, matahari hilang karena anak Rasulullah telah wafat. Rasulullah pun membantah perkataan sahabat, “Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau hilangnya nyawa seseorang.” Jawaban itu adalah bukti yang jelas bahwa Nabi Muhammad bukan pembohong ataupun orang gila.

Inspirasi dari kalam Ilahi itu menghadirkan kepuasan tersendiri. Miller kemudian makin semangat mendalami Islam. Pada tahun 1977 dia memutuskan untuk membaca Alquran. Dia juga mencari tahu apa yang benar dan salah di dalamnya. Dalam tiga hari dia membaca ayat-ayat Ilahi. Setelah selesai, dia berkata kepada diri sendiri, “Inilah keyakinan yang telah saya katakan dan percaya selama 15 tahun terakhir ini.”

Pada mulanya dia meyakini, Alquran merupakan otobiografi yang membahas kehidupan Nabi Muhammad, keluarga, dan lingkungannya. Dia menganggapnya seperti kitab agama sebelumnya yang berisi hikayat orang-orang dulu.

Namun, ia terkejut menemukan hal yang tak terduga. Ternyata Alquran hanya menyebutkan nama Rasulullah sebanyak lima kali. Sementara, Alquran menyebutkan nama Nabi Isa sebanyak 25 kali. Adapun nabi Musa disebutkan lebih dari seratus kali.

Dia makin tercengang ketika menemukan surah Maryam. Sebaliknya, dia tidak menemukan satu surah pun dengan nama Khadijah, Aisyah, atau Fatimah. Dia juga tidak menemukan cerita yang berhubungan dengan perasaan pribadi Rasulullah.

Selain itu, tak ada ayat Alquran yang menceritakan euforia kemenangan Perang Badar atau penderitaan setelah Perang Uhud. Miller menemukan tidak ada satu kata pun yang disebutkan dalam Alquran tentang kesedihan yang menimpa Rasulullah. Karena kitab ini berasal dari Allah, bukan Muhammad.

Pada saat pertama kali mengetahui Alquran, dia sempat berpikir bahwa konten di dalamnya adalah pengetahuan kuno yang dibuat oleh pria gurun pasir ribuan tahun lalu. Setelah membaca ayat-ayat di dalamnya, dia menyadari prediksi itu tidak tepat.

Alquran adalah kitab yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena mendahului sains modern dengan fakta paling akurat sebagai temuan ilmiah terbaru. Miller kemudian memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada Alquran. Dua ratus tahun lalu, ilmuwan Belanda Antony Leeuwenhoek telah menemukan bahwa 80 persen tubuh manusia terdiri atas air. Dia tidak tahu bahwa Alquran telah lebih dahulu menyebutkannya. Allah mengatakan hal itu dalam surah al-Anbiya ayat 30 dan Fussilat ayat 11.

Hal yang sama terjadi di tahun 2011 ketika Saul Perlmutter, Adam Riess, dan Brian Schmidt telah memenangkan Nobel fisika. Penghargaan yang mereka terima adalah untuk menemukan fenomena percepatan ekspansi alam semesta. Sekali lagi, fakta ilmiah ini sudah ada di dalam Alquran dalam surah az-Zariyat ayat 47.

Ayat Embrio

Alquran juga telah berbicara tentang tahap-tahap embrio. Surah al-Hajj ayat 5 menarik perhatian Profesor Keith Moore, rekan sejawat Miller di Universitas Toronto. Moore adalah profesor embriologi dan penulis buku terkenal, The Developing Human. Buku ini merupakan referensi mahasiswa fakultas kedokteran dunia.

Alquran membuat tanda di buku-buku Profesor Keith Moore. Dalam edisi selanjutnya, dia menambahkan informasi yang dia pelajari dari Alquran tentang embriologi. Namun, dunia telah bangkit saat Keith Moore mengeluarkan buku tentang embriologi klinis. Di dalamnya, dia menulis tentang diutamakannya Alquran dalam menyebutkan fakta perkembangan embrio.

Miller kagum dengan kesepakatan penulis Barat bahwa Alquran tidak dapat ditulis oleh Rasulullah. Karena ini adalah buku pengetahuan berisikan topik yang menakjubkan. Kesimpulan tersebut menunjukkan dengan arif bahwa Alquran adalah wahyu Ilahi. Klaim yang paling mudah adalah bahwa beberapa komite anonim membantu Rasul mengerjakannya. Namun, ada yang bilang, setan membantunya mengarangnya. Ini adalah kesimpulan yang penuh fitnah. Miller memikirkan secara mendalam tentang klaim terakhir dan menganggapnya sebagai semacam pelarian dan kegagalan untuk menghadapi kebenaran.

Jika Alquran diilhami setan, mengapa iblis mengisi bukunya dalam penghinaan terhadap setan. Makhluk pengganggu manusia itu selalu mengajak manusia untuk mengingkari perintah Allah sehingga mereka akan masuk ke dalam neraka penuh siksa. Banyak buku tidak dapat menyuguhkan penjelasan yang dapat diterima tentang keajaiban Quran. Berbagai kesimpulan buruk tentang Islam selalu dilontarkan dalam berbagai media. Namun, itu semua justru menjadi pemicu orang untuk lebih mendalami hakikat Islam.

Gary Miller memeluk Islam pada tahun 1978. Dia memilih nama mualaf Abdul Wahid Omar. Dia mengundurkan diri dari pekerjaannya di departemen matematika dan lebih memilih mengabdi untuk berdakwah di Kanada. Buku yang ditulisnya menarik perhatian banyak orang berjudul The Stunning Quran.

Kesimpulan : kita sebagai orang yang lahir dalam agama samawi (agama Islam) patut berbangga, karena Al-Qur'an bukan dari Muhammad tapi keseluruhan isinya bersumber dari Allah, dengan mempelajari satu ayat saja bisa membuktikan kemagrifatannya, bagaimana seluruhnya. Jadikanlah Al-Qur'an sebagai Zikir yang Utama.

MUKADIMAH

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbil a'lamin, segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, yang telah memberikan keberkahan, kenikmatan dan karunia terbesar kepada kita semua semoga kita termasuk golongan hamba-hamba Allah, yang telah diberikan kehidupan dalam Rahmat-Nya selalu terus bersyukur selalu atas keberkahan rizki dan umur kita, karena rizki dan umur kita adalah kesempatan untuk menata dunia ini, semoga Allah selalu memberikan kesehatan disepanjang hayat untuk bisa menata dunia dengan berbagai macam karya cipta, sehingga bisa saling membantu, mendorong demi tercapainya suatu cita-cita mulia yang kita (manusia) harapkan aamin yarabbala’lamin.

Firman Allah dalam Surat Muhammad, ayat 7-9 yang berbunyi : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَتَعْسًا لَّهُمْ وَاَضَلَّ اَعْمَالَهُمْ

Yang artinya : Dan orang-orang yang kafir maka celakalah mereka dan Allah menghapus segala amalnya.

ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَرِهُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاَحْبَطَ اَعْمَالَهُمْ

Yang artinya : Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur'an) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka.

Dari ketiga ayat diatas jelas sekali pemaknaannya menyuruh kita memperjuangkan agama Allah (Agama Samawi) Agama islam setinggi-tingginya, aamiin.


SILSILAH (MANUSKRIP)

NASAP MUHAMMAD NASIR AL-PLIMBANI 

Muhammad Nasir Al-Plimbani atau yang kerap dengan panggilan Abunas Al-Plimbani lahir di Desa Jambo Dalam Kecamatan Plimbang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh, tepatnya pada tahun 1974 M.

NASAP

Tentang silsilah (sarakata) Abunas Al-Plimbani yang nama aslinya adalah Muhammad Nasir Al-Plimbani dari  ayah :

1. Muhammad Nasir Al-Plimbani, Plimbang (07-04-1974 M).

2. Bin Muhammad Nur, Bireuen (1934 M).

3. Bin Tgk. Abdurrahman, Bireuen (1878 M).

4. Bin Tgk. Mahmud, Bireuen (1764 M)

5. Bin Tgk. Idris, Aceh Utara (1528 M)

6. Bin Syeikh Sulaiman, Gujarat (1323 M)

7. Bin Syeikh Yamaniah, Yaman Selatan (1012 M)

8. Bin Syeikh Baduli Syam’un, Yaman (712 M)

9. Bin Syeikh Syam'un Syam, Syam (512 M)

Urutan ke 5 sampai 9,

Muhammad Nur meninggal tahun 2010 M (1934-2010 M) di Gampong Baro Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen, Tgk. Abdurrahman meninggal tahun 2004 M (1878-2004 M) dimakamkan di Gampong Cot Keranji Kecamatan Peusangan, Tgk. Mahmud 1884 M (1764-1884 M) juga dimakamkan di Gampong Cot Keranji Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

Sedangkan ayah dari Tgk. Mahmud adalah Tgk. Idris 1528 M, yang diceritaka dalam sejarah turun temurun dalam keluarga Muhammad Nasir Al-Plimbani, setelah besar Tgk. Idris pindah dan menetap tinggal di Negeri Antara yaitu Nisoem (Nisam sekarang Kabupaten Aceh Utara) tidak ada cerita detail mengenai Tgk. Idris serta makamnya dinisam, Tgk. Idris dikenal dengan banyak nama, banyak dari garis keturunannya di Nisam memanggil dengan nama Kuya Lambak/Kuya Nasrullah, namun dari Keturan Muhammad Nasir Al-Plimbani menyebutnya Kuha Lambak.

Perbedaan antara penamaan pada pemanggilan antara Kuya dengan Kuha (Tgk. Idris 1528 M), jika dikaji dalam bahasa Aceh dulu, pemanggilan Kuya diketahui yang dipanggil dalam keturunan di sebelah wanita atau keturunannya disebelah wanita, istri Tgk. Idris, sedangkan pemanggilan Kuha dilakukan oleh keturunan lansungnya dipihak laki-laki atau dipihaknya sendiri yaitu Tgk. Idris atau Kuha Lambak. Tgk. Idris atau yang dikenal dengan Kuha Lambak / Kuya Lambak / Kuya Nasrullah adalah memiliki satu saudara yang dikenal dengan Tgk. Sawang, Tgk Sawang (Tgk. Sawangan) tinggal disawang dengan keturunanya turun temurun hingga sekarang. Tgk. Idris dan Tgk. Sawang adalah anak kandung Syeikh Sulaiman dari Gujarat.

Syeikh Sulaiman (Tgk. Sulaiman, 1323 M) adalah pendatang dari Negeri Gujarat, India. Sejarah kedatangan Syeikh Sulaiman ke Aceh Nusantara Aceh, yang mendarat melalui Gampong Samuti Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen bersama dengan tujuh saudaranya, diantara ketujuh ulama tersebut diantaranya Syaik Abdurrahim (Tgk. Awe Geutah), Syaikh Abdussalam, Syaikh Daud Ar-Rumi, Tgk. Dikandang serta dua lainnya tersebut namanya.

Dalam sejarah Nusantara, Syeihk Sulaiman bin Yamaniah bin Baduli Syam’Un Bin Syam’un Syam adalah keturunan dari Negeri Syam, Yaman dan Gujarat (India), namun sejarah-sejarah ini sangat erat hubungannya dengan Aceh dalam pelaksanaan syari’at Islam dan adat Istiadat dari Negeri asal muasal keturunan mereka, ketika melihat dimasa sekarang, adat istiadat negeri Syam ada juga di Aceh, Istiadat negeri Yaman juga sangat banyak ditemui di Aceh, serta adat istiadat negeri Gujarat (Hindia) juga sangat kental dalam sejarah adat-istiadat di Negeri Aceh Nusantara.

NASAP

Tentang silsilah (sarakata) Abunas Al-Plimbani yang nama aslinya adalah Muhammad Nasir Al-Plimbani dari  Ibu :

1. Muhammad Nasir Al-Plimbani, Plimbang (1974 M)

2. Rubiah Binti Tgk. Basyah, Plimbang (1945 M)

3. Tihajar Binti Abu Hasan, Jeunieb (1881 M)

4. Tgk. Hasan / Abu Hasan Kr. Baro Jinieb, Jeunirb (1823 M)

5. Tgk. Chiek Meunasah / Tgk. Chiek Mansur (1755 M)

6. Tgk. Chiek Beransyah  / Abu Chiek Peudada, Aceh (1677 M)

7. Abu Chiek Tuha, Aceh (1512).

Urutan 4 sampai 7 adalah termasuk golongan Ulama sekaligus Pemimpin Aceh di Jinieb (Jeunieb, Bireuen, Aceh, sekarang) semasa Aceh dipimpin para ulama diwilayah kewedanaan (Setingkat Bupati Sekarang), dari 4 keturunan mulai dari Abu Hasan sampai Tgk. Chiek Tuha, hanya Abu Hasan yang Memiliki Makamnya di Gampong Cot Geulumpang Baroh / Lancok Ulim. Sedangkan (Tgk. Chiek Meunasah, Tgk Chiek Beransyah dan Tgk. Chiek Tuha) tidak pernah ditemukan makamnya.

Dalam sejarah cerita mulut ke mulut ketiga Tgk. Chiek/Abu turun temurun tersebut pergi tanpa yang tau hingga tak kembali lagi atau disebut Gaib (Golongan para Aulia Allah) Sedangkan Abu Hasan sendiri pernah diceriterakan dalam sejarah mulut kemulut tentang sejarah perjalanannya Abu Hasan adalah Pemimpin Wilayah Jinieb dengan Luas Wilayah antara perbatasan Peudada sampai batas Samalanga.

Abu Hasan juga yang merubah alur Krueng Jeunieb yang semula dimulai dari Meunasah Ketapang, Meunasah Janggot Sungkoe, Meunasah Cot Geulempang Baroh, Meunasah Blang Me Barat, Lancang Barat sampai Muaranya di Gampong Calok. Setelah Abu Hasan membawa tongkatnya dari Meunasah Keutapang, Meunasah Keude Jinieb, Gsmpong Lancang sampai kemuara Gampong Calok. (Alur Krueng Jeunieb sekarang).