NASAP MUHAMMAD NASIR AL-PLIMBANI
Muhammad Nasir Al-Plimbani atau yang kerap dengan panggilan Abunas Al-Plimbani lahir di Desa Jambo Dalam Kecamatan Plimbang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh, tepatnya pada tahun 1974 M.
NASAP
Tentang silsilah (sarakata) Abunas
Al-Plimbani yang nama aslinya adalah Muhammad Nasir Al-Plimbani dari ayah :
1. Muhammad Nasir Al-Plimbani,
Plimbang (07-04-1974 M).
2. Bin Muhammad Nur, Bireuen
(1934 M).
3. Bin Tgk. Abdurrahman, Bireuen
(1878 M).
4. Bin Tgk. Mahmud, Bireuen (1764
M)
5. Bin Tgk. Idris, Aceh Utara (1528
M)
6. Bin Syeikh Sulaiman, Gujarat (1323
M)
7. Bin Syeikh Yamaniah, Yaman Selatan
(1012 M)
8. Bin Syeikh Baduli Syam’un,
Yaman (712 M)
9. Bin Syeikh Syam'un Syam, Syam (512 M)
Urutan ke 5 sampai 9,
Muhammad Nur meninggal tahun 2010 M (1934-2010 M) di Gampong Baro Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen, Tgk. Abdurrahman meninggal tahun 2004 M (1878-2004 M) dimakamkan di Gampong Cot Keranji Kecamatan Peusangan, Tgk. Mahmud 1884 M (1764-1884 M) juga dimakamkan di Gampong Cot Keranji Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.
Sedangkan ayah dari Tgk. Mahmud adalah Tgk. Idris 1528 M, yang diceritaka dalam sejarah turun temurun dalam keluarga Muhammad Nasir Al-Plimbani, setelah besar Tgk. Idris pindah dan menetap tinggal di Negeri Antara yaitu Nisoem (Nisam sekarang Kabupaten Aceh Utara) tidak ada cerita detail mengenai Tgk. Idris serta makamnya dinisam, Tgk. Idris dikenal dengan banyak nama, banyak dari garis keturunannya di Nisam memanggil dengan nama Kuya Lambak/Kuya Nasrullah, namun dari Keturan Muhammad Nasir Al-Plimbani menyebutnya Kuha Lambak.
Perbedaan antara penamaan pada pemanggilan antara Kuya dengan Kuha (Tgk. Idris 1528 M), jika dikaji dalam bahasa Aceh dulu, pemanggilan Kuya diketahui yang dipanggil dalam keturunan di sebelah wanita atau keturunannya disebelah wanita, istri Tgk. Idris, sedangkan pemanggilan Kuha dilakukan oleh keturunan lansungnya dipihak laki-laki atau dipihaknya sendiri yaitu Tgk. Idris atau Kuha Lambak. Tgk. Idris atau yang dikenal dengan Kuha Lambak / Kuya Lambak / Kuya Nasrullah adalah memiliki satu saudara yang dikenal dengan Tgk. Sawang, Tgk Sawang (Tgk. Sawangan) tinggal disawang dengan keturunanya turun temurun hingga sekarang. Tgk. Idris dan Tgk. Sawang adalah anak kandung Syeikh Sulaiman dari Gujarat.
Syeikh Sulaiman (Tgk. Sulaiman, 1323 M) adalah pendatang dari Negeri Gujarat, India. Sejarah kedatangan Syeikh Sulaiman ke Aceh Nusantara Aceh, yang mendarat melalui Gampong Samuti Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen bersama dengan tujuh saudaranya, diantara ketujuh ulama tersebut diantaranya Syaik Abdurrahim (Tgk. Awe Geutah), Syaikh Abdussalam, Syaikh Daud Ar-Rumi, Tgk. Dikandang serta dua lainnya tersebut namanya.
Dalam sejarah Nusantara, Syeihk Sulaiman bin Yamaniah bin Baduli Syam’Un Bin Syam’un Syam adalah keturunan dari Negeri Syam, Yaman dan Gujarat (India), namun sejarah-sejarah ini sangat erat hubungannya dengan Aceh dalam pelaksanaan syari’at Islam dan adat Istiadat dari Negeri asal muasal keturunan mereka, ketika melihat dimasa sekarang, adat istiadat negeri Syam ada juga di Aceh, Istiadat negeri Yaman juga sangat banyak ditemui di Aceh, serta adat istiadat negeri Gujarat (Hindia) juga sangat kental dalam sejarah adat-istiadat di Negeri Aceh Nusantara.
NASAP
Tentang silsilah (sarakata) Abunas
Al-Plimbani yang nama aslinya adalah Muhammad Nasir Al-Plimbani dari Ibu :
1. Muhammad Nasir Al-Plimbani,
Plimbang (1974 M)
2. Rubiah Binti Tgk. Basyah,
Plimbang (1945 M)
3. Tihajar Binti Abu Hasan,
Jeunieb (1881 M)
4. Tgk. Hasan / Abu Hasan Kr.
Baro Jinieb, Jeunirb (1823 M)
5. Tgk. Chiek Meunasah / Tgk. Chiek
Mansur (1755 M)
6. Tgk. Chiek Beransyah / Abu Chiek Peudada, Aceh (1677 M)
7. Abu Chiek Tuha, Aceh (1512).
Urutan 4 sampai 7 adalah termasuk golongan Ulama sekaligus Pemimpin Aceh di Jinieb (Jeunieb, Bireuen, Aceh, sekarang) semasa Aceh dipimpin para ulama diwilayah kewedanaan (Setingkat Bupati Sekarang), dari 4 keturunan mulai dari Abu Hasan sampai Tgk. Chiek Tuha, hanya Abu Hasan yang Memiliki Makamnya di Gampong Cot Geulumpang Baroh / Lancok Ulim. Sedangkan (Tgk. Chiek Meunasah, Tgk Chiek Beransyah dan Tgk. Chiek Tuha) tidak pernah ditemukan makamnya.
Dalam sejarah cerita mulut ke mulut ketiga Tgk. Chiek/Abu turun temurun tersebut pergi tanpa yang tau hingga tak kembali lagi atau disebut Gaib (Golongan para Aulia Allah) Sedangkan Abu Hasan sendiri pernah diceriterakan dalam sejarah mulut kemulut tentang sejarah perjalanannya Abu Hasan adalah Pemimpin Wilayah Jinieb dengan Luas Wilayah antara perbatasan Peudada sampai batas Samalanga.
Abu Hasan juga yang merubah alur
Krueng Jeunieb yang semula dimulai dari Meunasah Ketapang, Meunasah Janggot
Sungkoe, Meunasah Cot Geulempang Baroh, Meunasah Blang Me Barat, Lancang Barat
sampai Muaranya di Gampong Calok. Setelah Abu Hasan membawa tongkatnya dari
Meunasah Keutapang, Meunasah Keude Jinieb, Gsmpong Lancang sampai kemuara
Gampong Calok. (Alur Krueng Jeunieb sekarang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar